Aliran Kas Dalam Perusahaan - Kas merupakan jenis aktiva yang paling likuid bagi perusahaan. Pengertian kas adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan perusahaan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk seperti deposito yang mudah dicairkan dalam jangka waktu pendek.
1. Aliran Kas Keluar (Cash Outflow)
Dibutuhkan perusahaan baik digunakan untuk operasi perusahaan sehari-hari (dalam bentuk modal kerja) maupun untuk pembelian aktiva tetap memiliki sifat terus-menerus atau kontinyu, misalnya pembelian bahan baku, pembayaran upah dan gaji,dsb.
Bersifat Tidak Kontinyu (Intermitten), misalnya pembayaran bunga, deviden, pajak penghasilan, pembayaran angsuran utang, pembelian aktiva,dsb.
2. Aliran Kas Masuk (Cash Inflow)
Bersifat kontinyu, misalnya aliran kas yang berasal dari hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang,dsb. Bersifat tidak kontinyu, misalnya penjualan saham, investasi pemilik, penerimaan pinjaman, penjualan aktiva yang tidak terpakai, dsb.
Menurut Syamsuddin Strategi dasar yang harus digunakan oleh perusahaan dalam mengelola kasnya adalah sebagai berikut :
- Membayar utang dagang selambat mungkin asal jangan sampai mengurangi kepercayaan pihak supplier kepada perusahaan, tetapi memanfaatkan setiap potongan tunai (cash discount) yang menguntungkan bagi perusahaan.
- Mengatur perputaran persediaan secepat mungkin tetapi hindarilah resiko kehabisan persediaan uang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan pada masa-masa selanjutnya.
- Kumpulkan piutang secepat mungkin tetapi jangan sampai mengakibatkan kemungkinan menurunkan volume penjualan pada masa yang akan datang karena ketatnya kebijaksanaankebijaksanaan dalam penjualan kredit dan pengumpulan piutang.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan Kas Minimal
Kas merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya, artinya perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansiilnya.
Tetapi tidak berarti bahwa perusahaan harus mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena makin besar jumlah kas berati makin banyak jumlah uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitasnya. Persedian minimal kas adalah jumlah minimal kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban financialnya sewaktu-waktu.
Apabila kas terlalu besar ditangan perusahaan, maka banyak uang yang mengganggur, ini menandakan perusahaan tidak dapat mendistribusikan kas kedalam berbagai bentuk investasi misalnya deposito atau membeli barang dagangan sehingga mengurangi keuntungan perusahaan.
Sebaliknya perusahaan memegang kas yang terlalu kecil (ilikuid) juga tidak baik bila sewaktu-waktu terjadi penagihan dari utang-utangnya atau pembelian bahan-baku/barang secara tiba-tiba karena ada order dari pembeli yang mendadak.
Jadi berapa besar persediaan minimal kas yang harus ada pada perusahaan ?. Besar kecilnya persediaan minimal kas belum ada standar yang baku, tetapi H.G Guthman mengatakan bahwa sebaiknya perusahaan menetapkan persediaan minimal kas tidak kurang dari 5% s/d 10% dari jumlah aktiva lancar.
Faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan minimal kas
a. Perimbangan aliran kas masuk dan aliran kas keluar
Apabila ada perimbangan pengeluaran kas mengenai jumlah dan waktu akan dapat dipenuhi dari penerimaan kasnya . Adanya perimbangan yang baik mengenai kuantitas maupun timing antara cash inflow dengan cash outflow
b. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan
Apabila aliran kas sesuai yang diperkirakan maka perusahaan tidak perlu ada persediaan kas yang besar karena perusahaan tersebut tidak mengalami kesulitan likuiditas
c. Adanya hubungan yang baik dengan kreditor (bank)
Akan mempermudah unruk mendapatkan kredit dalam menghadapi kesulitab finansiilnya, sehingga perusahaan tidak perlu mempunyai persediaan kas yang besar.
Post a Comment